25 November 2009

Stay Sharp!

Once upon a time a very strong woodcutter asked for a job in a timber merchant, and he got it. The pay was really good and so were the work conditions. For that reason, the woodcutter was determined to do his best.



His boss gave him an axe and showed him the area where he was supposed to work. The first day, the woodcutter brought 18 trees. "Congratulations," the boss said. "Go on that way!" Very motivated for the boss' words, the woodcutter try harder the next day,but he only could bring 15 trees.



The third day he try even harder, but he only could bring 10 trees. Day after day he was bringing less and less trees. "I must be losing my strength", the woodcutter thought. He went to the boss and apologized, saying that he could not understand what was going on.



"When was the last time you sharpened your axe?" the boss asked. "Sharpen? I had no time to sharpen my axe. I have been very busy trying to cut trees."



Our lives are like that. We sometimes get so busy that we don't take time to sharpen the axe." In today's world, it seems that everyone is busier than ever, but less happy than ever.



Why is that? Could it be that we have forgotten how to stay sharp? There's nothing wrong with activity and hard work. But God doesn't want us to get so busy that we neglect the truly important things in life, like taking time to pray, to read.



We all need time to relax, to think and meditate, to learn and grow. If we don't take time to sharpen the axe, we will become dull and lose our effectiveness.



So start today. Think about the ways by which you could do your job more effectively and add a lot of value to it.



source: islamway.com

20 November 2009

MEMORI MALAM PERTAMA



Terasa berat hati ini menuliskan kenangan manis itu. Kejadian ini berawal dari keikut sertaan saya dalam sebuah acara training, yang sedikit banyak merubah kehidupan saya. Bagaimana kita harus menjalani hidup ini dengan baik dan bagaimana pula seharusnya kita bermuamalah; menjalin hubungan baik dengan Allah dan manusia.


Ada energi spiritual yang menggugah diri ini; sehingga terdetik dalam benak untuk mengadakan acara serupa kepada anak-anak saya. Menularkan ilmu yang didapat agar lebih bermanfaat.


Acara itu terjadi pada malam jum’at, tepatnya pada 12 Juni 2009 kemarin. Acara itu bertajuk “Malam Pertama.” Acara yang sangat special lantaran saya menyiapkan mental dan ruhiyah saya sebulan lamanya, dengan satu asa; semoga acara berlangsung sempurna dan berkesan bagi mereka.


Dan tepat pada pukul 03.00, saya membangunkan anak-anak untuk bangun dari tidurnya. Ada perasaan tersendiri ketika itu, semua anak-anak sangat antusias menyambutnya, tidak seperti biasanya. Semangat mengikuti acara yang membuat mereka penasaran, karena memang saya tidak memberitahukan detailnya acara kepada mereka sebelumnya. Acara ini hanya membutuhkan tiga benda; penutup mata, bolpen dan lilin. Sedangkan korek sudah disediakan panitia.


Setelah mengambil air wudhu, kami shalat malam bersama beberapa raka’at di lantai bawah masjid. Selesai shalat, saya menaiki lantai atas masjid untuk mendirikan lilin dan meletakkan kertas Hvs. Setelah selesai, saya kembali ke lantai bawah dan mengintruksikan mereka untuk menutup mata dan meminta dengan sangat agar tidak ada yang berbicara, walaupun sepatah kata. Mereka berbaris memanjang, dengan formasi anak yang di belakang memegang pundak teman di depannya.


Saat itulah, acara dimulai. Tak lupa saya mengajak mereka untuk banyak beristighfar kepada Allah Ta’ala. Astaghfirullahal ‘Azhim….astaghfirullahal ‘Azhiim…. Karena mata mereka tertutup, saya memandu mereka dengan berjalan tertatih-tatih dan derapan kaki yang berat dengan hentakan yang keras seolah-olah seorang pesakitan yang akan menghadapi sebuah siksaan.


Hati mereka tidak karuan mendengarkan suara derapan kaki saya yang terdengar keras dan menyeramkan, apalagi mereka tidak tahu apa yang akan mereka alami. Ketakutan yang melanda mereka semakin terasa karena didukung dengan dinginnya kota soreang pada malam itu, dingin menusuk tulang.


Kata mereka, acara malam ini terasa menegangangkan, menakutkan, mengharukan sekaligus menyedihkan…Setelah tiba di lantai atas, saya memandu mereka satu per satu untuk menempati tempat duduk yang tersedia; persis di depan kertas Hvs dan lilin yang sudah disiapkan untuk masing-masing anak dengan keadaan mata mereka masih tertutup. Setelah duduk dengan tenang, saya masih mengingatkan mereka banyak beristighfar.


Saya pun memulai berorasi,“Wahai saudara-saudaraku yang aku sayangi dan aku cintai….


Suatu ketika, Yani diajak oleh ayahnya untuk mengunjungi wilayah pemakaman umum kaum muslimin di kota metropolitan, Jakarta. Mereka berputar sejenak dan kemudian mendapatkan makam yang dicari.


Mereka duduk di depan seonggok nisan, “Hj. Muthia binti Muhammad, Lahir : 19 Januari 1915, Meninggal : 20 Januari 1965.”


Ayah Yani berkata, “Nak, ini adalah kuburan nenekmu, mari kita berdoa untuk kebaikan nenekmu.” Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya menengadah ke atas dan memejamkan matanya seperti halnya ayahnya.


Ia mendengarkan doa ayahnya untuk neneknya. Selesai berdoa, Yani bertanya, “Yah, nenek waktu meninggal berumur 50 tahun ya Yah ?” Ayahnya mengangguk sambil tersenyum sembari memandang pusara ibunya, Hj. Muthia.


“Hm, berarti nenek sudah meninggal 44 tahun yang lalu ya, Yah ?” kata Yani berlagak dengan menghitung dengan jarinya, “Ya, nenekmu sudah di dalam kubur selama 44 tahun…”jawab ayahnyaYani memutar otaknya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana, di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut, “Muhammad Zaini, Lahir : 19 Februari 1804, Meninggal : 30 Januari 1910.”


“Hmm, kalau begitu, yang itu sudah meninggal 109 tahun yang lalu ya Yah ?” jarinya menunjuk nisan di di samping kuburan neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk, tangannya terangkat mengelus kepala anaknya satu-satunya sembari menatap teduh mata anaknya dan berkata, “Memangnya kenapa nak ?”


“Hmm, ayah semalam bilang bahwa kalau kita mati, lalu dikubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa. Dan ditempatkan pada parit dari parit-parit neraka. Begitu sebaliknya, kalau amal shalih kita banyak, kita akan mendapatkan kenikmatan dan tinggal di sebuah taman dari taman-taman jannah. Iya kan Yah ?” Yani meminta persetujuan ayahnya.


Ayahnya tersenyum dan bertanya, “Lalu ?” “Ya…kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa selama 44 tahun dong yah di kubur ? tetapi kalo nenek banyak amal shalihnya berarti sudah 44 tahun pula berada di taman dari taman-taman jannah….ya nggak Yah ?” mata Yani berbinar karena bisa mengemukakan pendapatnya kepada ayahnya.Ayahnya tersenyum, namun sekilas keningnya Nampak berkerut, tampaknya cemas, “Iya nak, kamu memang pintar.” Kata ayahnya pendek.


Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah. Setelah pulang, di atas sajadahnya, ayahnya merenungi perkataan anaknya. Lalu ia menunduk dan meneteskan air mata, kalau ia yang meninggal, lalu banyak dosanya, lalu kiamat masih 100 tahun lagi, masih 200 tahun lagi atau mungkin masih 300 tahun lagi ? sanggupkah ia selama itu menanggung derita di dalam kubur. Bukankah setelah bangkit dari kubur, siksa yang lebih dahsyat sudah menanti.


Ayah yani tertunduk dan berdoa berulang-ulang, “Allahumma inni as’alukal ‘Afiyah fid dunya wal akhiroh.” Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keselamatan dan kebaikan, di dunia dan akherat.


Setelah membacakan kisah tersebut, saya memerintahkan mentor untuk menyalakan lilin dan memerintahkan anak-anak membuka mata. Mereka kaget dan terperanjat ketika melihat lembaran putih yang bergambar nisan lengkap dengan nama mereka, nama ayah mereka dan tempat tanggal lahir mereka.


Di tengah kekagetan mereka itulah, saya melanjutkan, “Saudara-saudaraku yang aku sayangi dan aku cintai….sekarang bayangkanlah kalau seandainya pada malam hari ini kita lah yang meningal dunia. Menjadi mayit. Berada di alam kubur yang demikian pekat, gelap dan mengerikan. Tidak ada yang berani menemani kita, walau ia adalah orang yang terdekat sekalipun.


Saudara-saudaraku yang aku sayangi…apakah kita lupa atau pura-pura lupa dengan kenyataan yang akan kita temui nanti, yaitu kematian. Siapakah yang bisa memastikan bahwa kita akan hidup berumur panjang.


Padahal bisa jadi setelah malam ini, kita tidak bertemu dengan waktu pagi, tidak bertemu dengan ibu kita, tidak bertemu dengan ayah kita, tidak bertemu dengan kerabat-kerabat kita dan tidak bertemu dengan teman-teman dan orang-orang yang kita cinta.


Ikhwani fillah….suatu ketika khalifah Harun Ar-Rasyid melaksanakan ibadah haji. Kemudian beliau bertemu dengan buhlul. Khalifah berkata, “Wahai Buhlul, berilah aku nasehat.” Buhlul bertanya“Wahai Harun, di manakah kubur ayah, kakek dan nenek moyangmu ?.”. “Di sana.” Jawab Harun singkat.


Buhlul bertanya “Lantas, di manakah istanamu ?” “Di sana.” Jawab Harun. Buhlul berkata, “Wahai Harun, engkau mengatakan kuburan ayah, kakek dan nenek moyangmu berada di sana sedang istanamu berada di sana. Tidakkah anda tahu, anda akan meninggalkan istana itu dan berpindah menuju kubur yang gelap gulita dan sendirian tanpa anak, istri dan harta yang selama ini kamu kumpulkan ? kamu akan berpindah dari istanamu yang menjulang tinggi nan megah menuju kuburan yang sempit.”


Kemudian Harun menangis dan menderita sakit. Hingga ketika sudah merasa ajalnya dekat, Harun mengumpulkan anak, istri dan para pengawal serta tentara istana sembari berkata, “Wahai Dzat yang tidak akan kehilangan kekuasaannya, kasihilah orang yang akan kehilangan kekuasaannya ini.” Lalu Harun meninggal dunia.


Ikhwani fillah…apakah kita mengira bahwa umur kita masih panjang dan menyangsikan datangnya malaikat maut yang siap menjemput kita. Tamu yang datang tanpa diundang. Bila waktunya tiba, ia akan melaksanakan titah Tuhannya, Allah Ta’ala tanpa memajukan dan tanpa memundurkan barang satu detikpun. Maka, bayangkanlah seolah-olah antum sedang berada di kuburan dan merenungi nasib apa yang akan antum dapatkan di sana…..


Setelah waktu merenung usai, saya memerintahkan mereka untuk membalik lembar nisan yang berisi pertanyaan-pertanyaan muhasabah. Dan memerintahkan mereka mengisinya. Di sela-sela mereka mengerjakan, saya mengingatkan mereka sesuai dengan urutan pertanyaan tersebut.


Pertanyaan pertama, “Amal apa yang sudah antum lakukan ?”Saya melanjutkan, “Saudara-saudaraku yang aku sayangi dan aku cintai..…Sekarang mari kita merenung, amalan apakah yang sudah kita persiapkan untuk menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala ? sudahkah kita siap untuk menghadap-Nya.


Mari kita juga merenung amalan apakah yang sudah kita lakukan sesuai dengan keinginan dan perintah Allah dan Rosul-Nya ? apakah amal shalih kita sudah kita iringi dengan perasaan khauf ( rasa takut), raja’ (rasa berharap) dan mahabbah (rasa cinta) ? adakah kita berani menjamin diri kita terlepas dari siksa Allah Ta’ala?


Apakah kita sudah melupakan dosa-dosa kita. Dosa mata kita, dosa tangan kita, dosa kaki kita, dosa lisan kita, dan dosa hati kita ? .


Tak terasa, ada beberapa ikhwah yang meneteskan air mata dan berusaha menyembunyikan sesenggukan isak tangisnya. Keheningan malam itu dipecahkan dengan suara isak tangis yang tertahan.


Kita bisa memaklmi bila kita membaca jawaban mereka, “Saya tidak tahu amal kebaikan apa yang telah saya lakukan. Yang jelas, begitu sedikit amal kebaikan yang aku lakukan sedang dosa saya sangat banyak.”


“Selama ini mungkin amal yang saya lakukan sangat sedikit, bahkan tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dosa-dosa yang telah saya lakukan. Mungkin amal saya belum cukup untuk menebus semua dosa-dosa yang telah aku lakukan.” Astaghfirullahal ‘Azhim…..


Pertanyaan kedua, “Apa pesan antum kepada orang-orang yang antum cintai, ayah, ibu dan teman-teman antum ?”


Saya melanjutkan, Ikhwani fillah….sekarang hadirkanlah bayangan orang-orang yang antum cintai, ibu dan ayah antum. Bayangkanlah wajah-wajah ibu dan ayah antum. Hadirkanlah kenangan-kenangan indah bersama mereka. Mari kita mengingat jasa-jasa mereka. Mengingat masa ketika kita masih dalam kandungan.


Lupakah kita tentang berat tubuh kita yang dipikul oleh ibu kita ? selama kurang lebih Sembilan bulan 10 hari lamanya, ibu senantiasa membawa kita kemanapun beliau pergi. Dan Allah menyebut kesusahan yang dialami ibu kita saat mengandung dengan bahasa wahnan ‘ala wahnin, kesusahahan di atas kesusahan, kesulitan di atas kesulitan. Memang demikian adanya.


Ingatkah kita ketika di malam hari kita menangis, lalu ibu kita terbangun untuk menenangkan dan menidurkan kita lagi setelah selesai menunaikan hajat kita. Ingatkah kita ketika kita makan dan disuapi oleh ibu kita. Ketika kita mandi dan kita meraung-raung karena tidak ingin mandi.


Ingatkah juga ketika ibu kita mengajari kita, “A…Ba…Ta…Tsa…” dengan kesabaran yang sangat tinggi. Ingatkah kita bahwa tatkala kita sedang sakit, ibu lah orang yang paling gundah dan gelisah.


Saudara-saudaraku yang aku sayangi dan aku cintai….Sekarang, bayangkanlah wajah ayah kita. Tidakkah kita memahami bahwa hitamnya warna kulitnya dan berkeriputnya wajahnya adalah karena pengorbanannya yang tidak kenal lelah dalam mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari dan menyekolahkan kita. Itu semua dilakukan demi kita, anaknya.


Orang tua kita ingin agar kita lebih pintar, lebih tiggi jenjang sekolahnya, lebih arif, lebih bahagia, lebih banyak mendapatkan ilmu-ilmu agama dan lebih bijaksana dalam memecahkan problem kehidupan yang akan kita dapatkan dan lebih bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan.


Dan bayangkan juga teman-teman kita di mana mereka juga ikut andil dalam merubah pribadi kita menjadi pribadi yang indah.


Tak terasa, ada yang tidak kuasa menahan tangis yang semenjak tadi ditahannya. Suasana semakin menampakkan keharuan. Malam yang tadi terasa hening menjadi bergemuruh dengan isak tangis anak-anak didikku. Keharuan yang juga membuatku bulu kudukku merinding.


Mengenangkan masa-masa kecil adalah pengalaman tak terlupakan. Betapa banyak jasa ayah-ibu dan teman-teman.Bernostalgia dengan orang yang paling kita cinta, ibu dan ayah akan memanntik emosional kita sehingga seolah kita tersadarkan dan diingatkan oleh jasa-jasa mereka; di samping juga mengingatkan betapa seringnya kita melukai perasaan mereka padahal kita belum pernah membahagiakaannya.


Kita bisa memahami gejolak emosi dan perasaan mereka dengan melihat jawaban-jawaban mereka; “Ayah, maafkan atas apa yang telah aku lakukan pada ayah. Selama ini, aku sering sekali menyakitimu, aku sering membantah, aku sering marah-marah. Maafkan atas semua perbuatanku selama ini, maafkan aku ayah…..,


Aku juga minta maaf pada ibu jika aku tidak berterima kasih atas apa yang ibu berikan, maafkan aku ibu jika aku selalu menjadi beban bagimu…maafkan aku ibu….jika aku selalu menyakitimu…Teman-teman, maafkan aku karena aku sering menyakitimu. Mungkin aku ini orang yang tidak mau berterima kasih pada teman-teman. Maafkan aku…”


Jawaban serupa yang mereka tulis, “Ibu, engkau wanita mulia, ingin sekali anakmu ini memelukmu dan menciummu. Berjuanglah, doakanlah aku ibu agar aku menjadi anak yang sholeh-sholehah supaya kita bisa berkumpul kembali di akherat nanti. Semoga pengorbananmu dibalas oleh Allah dengan jannah dan dosa-dosamu diampuni. Terima kasih ibu…..


Pertanyaan ketiga : Sudahkan kita membalas jasa kedua orang tua kita, minimal dengan banyak mendoaan mereka ?


Pertanyaan keempat : Sudahkah kita banyak beristighfar kepada Allah atas dosa-dosa kita ?”


Pertanyaan kelima : Siapakah yang akan mendoakan kita ketika kita sudah meninggal dunia ?”


Saya melanjutkan, Saudara-saudaraku yang aku sayangi…..Kalau kita sudah mengenang kenangan-kenangan indah bersama ayah dan ibu kita dan pengorbanan mereka yang tidak kenal lelah. Mari kita merenung sejenak, sudahkah kita membalas jasa-jasa mereka, minimal adalah dengan banyak berdoa ?


Ikhwani fillah….Mari kita banyak melantunkan doa yang dituntunkan oleh Rosululloh untuk kedua orang tua kita, -dengan suara terbata-bata saya memandu mereka untuk berdoa; ”Duhai Allah, ya Allah, ya Tuhanku….ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mendidikku sewaktu aku kecil.”


Acara ini terpaksa berhenti sampai di sini lantaran waktu shalat shubuh sudah mendekati. Terasa spesial mengerjakan shalat shubuh setelah acara itu usai.


Ada tulisan indah dari salah seorang anak didikku yang menuliskan sebuah pesan dan kesan yang akan selalu ku kenang,


“Sangat menjunjung tinggi rasa cinta kepada orang tua lebih terasa ikatan hati, saat engkau tunjukkan kepada kami sesuatu yang mungkin, sebelumnya kami belum pernah mendapatkannya.”


Tahukah kita betapa mereka sangat terkesan dengan acara yang membuat mereka menitikkan air mata ini. Inilah sekelumit komentar yang saya dapatkan dari mereka,


Pesan :Pesan untuk ustadz, ustadz jangan melupakan ana dan teman-teman. Coz, ustadz akan selalu terkenang dalam memori harian ana karena ustadz itu terlalu BAIK….BAIK…..banget. oh ya ustadz, doain ana ya kalau nanti ana sudah meninggal dunia. Supaya bisa masuk jannah. Dan ana akan mendoakan ustadz agar dosa-dosa ustadz diampuni bila nanti sudah meninggal dan masuk jannah. Supaya ustadz, ana, teman-teman atau mungkin anak dan cucu ustadz nanti berkumpul di jannah.


Kesan : Acara kemarin seru banget. Selain seru, acaranya juga menegangkan, menakutkan dan menyedihkan. Dengan di adakannya acara kemarin, ana bisa menyadari kalau selama ini amal yang ana lakukan tidak ada apa-apanya, bahkan ana sendiri tidak tahu amal apa yang bisa ana banggakan, justru malah dosa dan maksiat yang sering ana lakukan.


Mudah-mudahan setelah acara kemarin, ana bisa lebih berhati-hati dalam mengerjakan segala sesuatu.Bagi ana, itu adalah suatu pengalaman yang menakjubkan sampai-sampai ana meneteskan air mata.


Sekarang Insya’ Allah ana mengerti bagaimana harus bersikap pada orang tua dan orang-orang yang pernah saya kenal. Karena saya sadar hidup tak kan selamanya saya jalani. TERIMA KASIH ustadz, mungkin bisa jadi tulisan ini, pertemuan ini, yang terakhir untuk ustadz dengan ana dan bisa jadi kita tak kan pernah bertemu lagi ! Good luck untuk ustadz….acaranya seru dan mengharukan. .


Ada satu pelajaran penting yang saya dapatkan, bila sebuah pengalaman berkesan bagi kita maka ia juga akan berkesan bagi orang lain.


Terus terang, jawaban saya sama dengan jawaban mereka tatkala mengikuti kegiatan serupa. Bahkan, setelah acara itu, selalunya saya merasa malu. Malu dengan diri saya sendiri.


Dan tatkala hati ini keras membantu, mengingat kenangan malam itu adalah salah satu cara memperbarui iman dan menghadirkan kembali semangat mengisi hidup dengan kebaikan dan ketaan. اللهم لاتؤخذني بما يقولون واجعلني خيرا مما يظنون


Akhi….ukhti…..Selalunya kita mengidentikkan malam pertama sebagai malam kebahagiaan bersama suami atau istri tercinta. Memang begitulah kenyataannya. Namun kita juga harus jujur; jujur kepada Allah dan diri kita sendiri.


Bagaimana reaksi kita bila ternyata malam itu berubah menjelma menjadi malam pertama di dalam liang kubur yang gelap, pekat, sempit dan menyeramkan. Sendirian. Tiada kawan, tiada teman.


Tempat yang membuat Rosululloh melinangkan air matanya tatkala melihat ada seseorang yang dikuburkan; dengan berpesan kepada umatnya tercinta, “Li mitsli hadza, falya’malil ‘amilun….menghadapi hari seperti inilah, hendaknya seseorang beramal.”


Tempat yang juga membuat Utsman bin Affan berhenti sejenak sembari membayangkan apa yang terjadi dalam kubur; antara nikmat dan siksa, hingga beliau menangis dan berkata, “Aku pernah mendengar Rosululloh saw bersabda, “Kubur adalah salah satu taman dari taman-taman jannah, atau parit dari parit-parit neraka.”


Tempat yang juga membuat Harun Ar-Rasyid jatuh sakit hingga menyebabkan kematiannya. Dan tatkala ajalnya sudah hampir tiba, ia berkata, “Ya man la yazulu mulkuhu, irham man zala mulkuhu…Duhai dzat yang kekuasaannya tidak akan pernah hilang, kasihilah hamba yang akan kehilangan kekuasaanya.”


Tempat yang juga dijadikan rehat oleh salah seorang salaf tatkala ia mendapati kekerasan hatinya. Ia menggali lubang di dalam rumahnya. Tatkala tengah malam tiba, ia bangun dan tidur di pekuburan buatannya sembari berkata kepada dirinya sendiri, “Wahai jiwa, apa yang engkau inginkan sekarang? Aku ingin kembali ke dunia. Aku ingin banyak beramal shaleh” ia pun bangkit dan tumbuh semangat imannya.


Begitulah generasi terbaik umat ini membangkitkan spirit imannya. Terkadang satu kuburan lebih dahsyat dan berkesan dalam jiwa dari ribuan materi pelajaran yang didapatkan.


Adakah kita memungkiri kenyataan bahwa kita akan melewatinya ? tetangga, saudara, kerabat dan orang-orang yang kita cinta pergi satu per satu meninggalkan kita namun kita lupa atau pura-pura terhadap kenyataan yang pasti akan kita temui nanti.


Sudah siapkah kita kalau pada saat ini; pagi, siang atau malam ini kita melalui malam pertama di kubur kita. Allahumma inna nas’alukal ‘afiyah, fid dunya wal akhirah….


Kegiatan ini diuji cobakan kepada anak-anak YUPPI, soreang, Bandung.Mungkin, itulah kenangan terindah yang sulit terlupakan. Kenangan MALAM PERTAMA.Afwan, baru latihan nulis. Jadi, kepada ikhwah semua untuk bisamenulis saran, kritik dan masukkannya ke pesan FB ana.Akhukum, Ibnu Abdul Bari el-‘Afifi. Jazakumullah…..
sumber : IUA Islam Yang Sejuk

15 November 2009

R U STRESS?

Stress Pictures

These pictures are used to test the level of stress a person can handle.

The slower the pictures move, the better your ability of handling stress.

Alleged criminals see them spinning around madly while seniors and kids see them still.

Check your level of stress...








14 November 2009

Brain Teaser

(1) How did he know?

A man was waiting at an airport for a plane to arrive. Suddenly, he heard someone call his name. Looking up, he saw an old friend of his hurrying toward him."Hey, Bill!" called his friend.

"How are you? I haven't seen you in years!""How are you?" exclaimed Bill. "Wow, you look great!""I am married now, to someboby you don't know," said the other.

"This is my daughter."Bill smiled down at the little girl. "Hi, young lady. What's your name?""It's the same as my mama's," said the girl.

"Is that so," said Bill, winking at his friend. "Then your name must be Cindy!"

Q : How could he possibly know this?
______________________________________ _____

(2) The strange sisters

It was the first day of school. The teacher had severa l children in her class. She asked all the new children to write down their names and their date of birth for her. The first two names she looked at were those of girls.

She saw that they both had the same last name. They also had the same birthday - June 9,1973."Will Jane and June campbell please stand?" asked the teacher.

Two girls stood up, and the teacher saw that they were just alike. "Oh, you're twins," she said.One of the girls shook her head. "No," she said. "We're sisters, but we're not twins."

Q : How could they be sisters and be the same age, but not twins? _____________________________

(3) The mystery of the missing fishTwo fathers and two sons went fishing.

Each caught one fish. However, only three fish were caught.

Q : How was this possible?
______________________________________ ______

(4) The tennis player Once there was a tennis player.

In the tennis game, she played very well and won great fame. Jane was her first name, What was her last name.Find Jane's last name
______________________________________ ______



Scroll down... ... ... ..



lower please... ... ... ...




A little bit more will do... he he he... ..

















Ahh... . here come your ANSWERS ... ... ... ..



(1) How did he know

Bill knew the little girl's name because it was the same as his friend's name. His old friend, to whom he was talking, was named Cindy, and she was the little girl's mother.



(2) The strange sisters

Jane and June Campbell were sisters, born on the same day the same year. But they weren't twins. They were two of a set of triplets. The other triplet, Jackie, was sick that day.



(3) The mystery of the missing fish

The two fathers and two sons who went fishing were actually only three people a grandfather, his son, and his grandson. The grandfather was his son's father, and of course the son was his grandson's father. That makes two fathers. The grandfather's son was one son, and his son was the other. So, if each of them caught one fish, only three fish were caught.



(4) The tennis player

The first and last names are given in the last two lines of the poem. Jane was her first name, What was her last name. The two lines make one complete sentence. And there is a period at the end of the sentence, not a question mark.

So the sentence doesn't ask a question. It tells you that Jane was the first name and that What was her last name. Her name was Jane What.

Some logical thought and statements

Whenever you find the key to success, someone changes the lock.
_____
To Err is human, but to forgive is not a COMPANY policy.
_____
The road to success??.. Is always under construction.
_____
In order to get a Loan, you first need to prove that you have ability to repay back.
_____
All the desirable things in life are either illegal, expensive or fattening.
_____
Since Light travels faster than Sound, people appear brighter before you hear them speak.
_____
Everyone has a scheme of getting rich?.. Which never works.
_____
You can never determine which side of the bread to butter. If it falls down, it will always land on the buttered side.
_____
42.7% of all statistics is made on the spot.
_____
As soon as you mention something?? if it is good, it is taken?. If it is bad, it happens.
_____
Once you have bought something, you will find the same item being sold somewhere else at a cheaper rate.
_____
When in a queue, the other line always moves faster and the person in front of you will always have the most complex of transactions.
_____
If you have paper, you don't have a pen. If you have a pen, you don't have paper. If you have both, no one calls.
_____
You will pick up maximum wrong numbers when on roaming.
_____
The door bell or your mobile will always ring when you are in the bathroom.
_____
After a long wait for bus no.20, two 20 number buses will always pull in together and the bus which you get in will be crowded than the other.
_____
If your exam is tomorrow, there will be a power cut tonight.
_____
Irrespective of the direction of the wind, the smoke from the cigarette will always tend to go to the non-smoker
_____
Before borrowing money from a friend, decide whether you need more.
_____
There are three sides to every argument: your side, my side and the right side.
_____
An expert is someone who takes a subject you understand and makes it sound confusing.
_____
Never argue with a fool. People might not know the difference.
_____
When you're right, no one remembers. When you're wrong, no one forgets.
_____
Always remember that you are absolutely unique. Just like everyone else.
_____
Well done is better than well said .
_____
Everyone makes mistakes. The trick is to make them when nobody is looking.
_____
Where there is a WILL, there is a WAY, Where there is MONEY, there are many WAYS.
_____
Where there is MONEY, there are many FRIENDS and RELATIVES.
_____
Everybody wants to go to heaven, but nobody wants to die.


**source: today's jokes

05 November 2009

Lentera Mustika




buku ni terjumpa atas rak tepi bilik kak gee (dia memang 'jurubeli' buku-buku di rumah..hehe)..sebenarnya dah malas nak baca novel sekarang ni..asyik cerita cinta aje.jalan cerita pun macam dah boleh agak (atau reka sendiri)..

sejak buku Ayat-ayat Cinta (AAC) dulu tu, rasa seronok membaca novel dah berkurang sikit..sebab dah tak banyak novel yang boleh menarik perhatian annas..buku Tautan Hati (TH) karya Fatimah Syarha tu pulak tebal sangat..hehe..

Lentera Mustika (LM) sebenarnya mencuit perhatian, gaya bahasa yang tertulis cukup indah. Pandainya si penulis ni, itu yang terdetik di hati bila memulakan bacaan. Sebenarnya, habis aje membaca LM ni, annas bersegera mencari maklumat dan komen pembaca lain dalam internet. Yelah, nak tau jugak pandangan orang yang mungkin berlainan dengan pendapat peribadi kita,kan?

Ada satu artikel akhbar yang menyebut tentang keperluan atau ketidakperluan testimoni pembaca disertakan dalam naskah LM ni, juga tentang kalau boleh pengakuan2 yang diletakkan di helaian depan LM ini dipilih dengan baik supaya tidak kedengaran terlalu melampau.

Annas secara jujurnya (ketika membaca testimoni tu semua) pun terasa seolah2 macam best sangat je LM ni, macam tak caye pulak..hehe..ye lah, kadang2 banyak yang jumpa lebih ‘indah khabar dari rupa’.. maaf kak Nisah!

Tapi mengejutkan, bila mula baca LM sampai la ke helaian terakhirnya..annas akui diri ni juga akan memberikan pengakuan yang serupa. Tak pernah baca novel moden sekarang yang menyelitkan begitu banyak seni! Usai baca LM, annas teruja pula nak belajar berpuisi, bersyair..hehe

Mustika tu pandai betul menghargai khazanah Melayu, bila bercakap je sikit2 nak berpantun…ye la, zaman sekarang ni dah tak macam dulu..anak dara sekarang nak pakai kain batik pun dah ramai yang tak berapa nak kredit! Apa lagi nak main pantun2…kalau ada dengar pun kat majlis bertunang la kot! (majlis bertunang annas dulu ada pantun ke?emmmmm)

Ringkas cerita, daripada LM ni annas dapat banyak istifadah..antaranya perlu juga annas membaca buku2 sastera lama untuk tambah pengetahuan (bukan setakat baca majalah ANIS atau novel Septimus Heap je), hikmah tu ada kat mana2..dalam novel,buku agama, majalah, surat khabar, internet dan lain2 sumber..pandai la nak cari sendiri.

Kadang2 tau serba sikit dalam semua bidang pun baik jugak..lebih kurang hebat macam tau semua benda yang ada dalam sesatu bidang. Lagi satu, LM ni buat annas sedar bahawa annas bukan…masih bukan seorang penulis!huhu. jauh sangat rasanya hasil karya annas kalau nak dibandingkan dengan karya penulis lain..hatta menulis dalam blog ni pun terasa memalukan..(dah la BM SPM setakat dapat B je..huhu)

‘ala kulli hal…mubarak kak Nisah Haron dan JazakiLlahu khairan…buat semua penulis tanahair, semoga hasil karya anda semua bisa dikira amal ibadah! Khoda Hafez.

04 November 2009

25 Health Benefits of Lemon ....

Do try my friends
Lemon is one of those super foods with a myriad health and cosmetic benefits. There are a few personsfor whom it is an allergen, so make sure you are not allergic to this natural product, before you start enjoying the many benefits.

1. Lemon being a citrus fruit, fights against infection.It helps in production of WBC's and antibodies in blood which attacks the invading microorganism and prevents infection.
2. Lemon is an antioxidant which deactivates the free radicals preventing many dangerous diseases like stroke, cardiovascular diseases and cancers.
3. Lemon lowers blood pressure and increases the levels of HDL (good cholesterol) .
4. Lemon is found to be anti-carcinogenic which lower the rates of colon, prostate, and breast cancer.They prevent faulty metabolism in the cell, which can predispose a cell to becoming carcinogenic.Also blocks the formation of nitrosamines in the gut.
5. Lemon juice is said to give a glow to the skin.
6. A few drops of lemon juice in hot water are believed to clear the digestive system and purify liver as well.
7. The skin of lemon dried under the sun and then ground to make powder can be applied to the hair for afew minutes before bath which relieves head ache and cools the body.
8. Applying lemon juice to acne dries the existing ones and prevents from getting more.
9. Lemon juice acts as a natural hair lightner and skin bleach which reduces the pigment melanin and preventsthe risk of chemical allergic reactions which is common with hair dyes and bleaches.
10. Lemon juice is given to relieve gingivitis, stomatitis, and inflammation of the tongue.
11. Lemon juice is given to prevent common cold.
12. Lemon juice is given to prevent or treat urinary tract infection and gonorrhea.
13. Lemon juice is applied to the sites of bites and stings of certain insects to relieve its poison and pain.
14. Lemon juice relieves colic pain and gastric problems.
15. Lemon juice soothes the dry skin when applied with little glycerin.
16. Lemon juice used for marinating seafood or meat kills bacteria and other organisms present in them,thereby prevents many gastro-intestinal tract infections.
17. Lemon juice with a pinch of salt (warm) every morning lowers cholesterol levels and brings down your weight.
18. Lemon juice is the best drink to prevent dehydration and shock in case of diarrhea.
19. Lemon juice can also be used as a mouthwash. It removes plaque, whitens the teeth and strengthens the enamel.
20. A table spoon on thick lemon syrup everyday relieves asthma.
21. Lemon juice relieves chilblains and itchy skin.
22. Gargling lemon juice relieves throat infection and also used as a treatment for diphtheria.
23. Lemon juice is an excellent treatment for dandruff and greasy hair.
24. Lemon applied over the face removes wrinkles and keeps you young.
25. Lemon juice helps to prevent and cure osteoarthritis.

25 October 2009

walimah

salam membina keluarga baru buat semua sahabatku.semoga berkekalan dan bahagia hingga ke syurga..itu la saja yang dapat didoakan oleh annas pasal nak hadiri tak berkesempatan..

minggu lepas walimah sorang junior,adik kepada seniorku,teman seperjuangan dalam PLPDT, Ukhti Radhiah namanya atau lebih dipanggil mesra olehku sebagai Deq Ja..junior sekolah rendah,junior sekolah menengah juga junior dalam Badan Disiplin MDQ...

pasangannya juga pelajar lepasan dari Yaman (tapi tak sempat kenal)..ala kulli hal, mudah2an berbahagia sebagaimana pasangan2 lain, yang berhimpun atas dasar fiLlah, akan berkekalan seperti sahabat2 lain..(lepasan Yaman insyaAllah memasuki alam rumahtangga dengan ilmu penuh di dada!)

hujung minggu ni ada satu lagi pasangan special (pasal keduanya balik dari Yaman)..tapi rasanya annas juga tak akan berkesempatan menghadiri walimah ni. kad jemputannya dah selamat dihantar encik posmen kelmarin..gembira tak terkata menerimanya, senyum tak lepas dari bibir ni..

kerana sudah lama annas menunggu kad ni (sejak balik dari sana..emm,sebelum balik dari sana sebetulnya), sekarang sampai giliran sahabatku ni pula..menyimpul kasih yang dah lama..(tak pandai nak susun ayat manis ni..hehe)..

sahabat ni dah ambik nombor gilirannya lama dulu, sekarang baru dapat seruan agaknya..pasal yang lain yang tak ambik nombor dah dapat seru awal2 lagi..haha *senyum sendiri* masing2 dah berpeluh melayan karenah zuriat masing2 semuanya...

menerima jemputan tu disusuli pesanan supaya dapat dikhabarkan kepada rakan2 lain..dan annas hanya punya ruangan yang hampir lusuh ini aje untuk melunaskan permintaan itu. so, untuk sahabat2 yang punya kelapangan waktu, sila la hadiri walimah sahabat annas (yang juga tukang masak akhawat di Yaman dulu..)..

walimatul urus sahabat saya NURHIKMAH BINTI BAKAR dengan jantung hatinya MOHD KHAIRUL BIN ABD KADIR pada hari Sabtu 31 Oktober 2009 bersamaan 12 Zulkaedah 1430 di alamat 1390-D, Kg Kolam Kuala Ibai, Kuala Terengganu.

##UNTUK RENUNGAN BERSAMA

Pernikahan menyingkap tabir rahsia
Isteri yang kamu nikahi
Tidaklah semulia Khadijah
Tidaklah setaqwa Aisyah
Pun tidak setabah Fatimah

Justeru itu
Isteri hanyalah wanita akhir zaman
Yang punya cita-cita
Menjadi solehah

Pernikahan ataupun perkahwinan
Mengajar kita kewajipan bersama
Menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan redha
Kerana memiliki isteri
Yang tidak sehebat mana

Justeru kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah RasuluLlah S.A.W
Pun bukanlah
Saidina Ali KarramaLlahu wajhah
Cuma kamu
Suami akhir zaman
Yang berusaha menjadi soleh!

(* ku tujukan ini buat lelaki, kerana dia komander bahtera!)

22 October 2009

semut



10 Kebudayaan dan Kelebihan Semut



#Peduli


Peduli dan peka terhadap segala hal yang terjadi dalam lingkungan-nya serta selalu memelihara rasa cinta kasih kepada sesama.


#Positif


Selalu positif dalam berpikir dan bertindak demi mencapai tujuan berusaha. Namun segala pemikiran dan tindakan tersebut bersifat positif demi menjaga kelangsungan usaha.


#Inisiatif


Memiliki inisiatif dalam menjalankan usaha berdasarkan motivasi yang kuat untuk maju dan mencapai tujuan tanpa menunggu pemimpin, dan tanpa menyimpang dari kebijakan perusahaan atau negara.


#Rendah Hati


Berusaha selalu optimis dalam setiap langkah, namun tidak sombong dan selalu menghargai serta menghormati orang lain.


#Kreatif dan Inovatif


Selalu kreatif dalam berusaha dengan melakukan berbagai inovasi agar dapat memenang-kan persaingan dan menjadi Leader dalam lingkungannya.


#Disiplin dan bertanggung jawab


Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan hidup kegiatan usaha. Untuk itu, diperlukan disiplin yang tinggi dalam menjalankan semua peraturan/ketentuan demi mencapai tujuan.


#Kerjasama


Mampu menjalin kerjasama untuk mengatasi masalah dengan semua kalangan dalam menjalankan tugas agar berjaya mencapai tujuan.


#Produktif


Bekerja secara profesional, tekun, dan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksima.


#Komitmen dan Tabah


Memiliki komitmen yang tinggi terhadap semua keputusan/peraturan dan kesepakatan yang telah ditetapkan serta bertanggung jawab melaksanakannya tanpa tawar-menawar.


#Komunikatif


Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menguasai tekniknya secara baik, sehingga mampu menyampaikan segala informasi yang diperlukan tanpa menimbulkan kesalah-fahaman.

18 October 2009

interesting?

dalam banyak benda, makhluk Allah ni yang paling kurang digemari..di samping menakutkan, menggelikan dan menegakkan bulu roma annas...tapi tengok la,apa yang dibuat orang..


it's not fun looking at this picture too...eeee..snakemobile.


tapi yang ni, sangat menarik..semuanya disusun menggunakan telur..interesting? definitely!




this one,dreaming about how to make it mine! senang nak bawak anak ambik angin, tak yah menapak lagi..



14 October 2009

setelah Ramadhan dan Syawal

Tinggal bayi atas bonet kereta
KOTA BHARU: "Kami terkejut sejurus dimaklumkan mengenai penemuan bayi lelaki yang diletakkan di atas bonet kereta milik seorang jemaah dengan keadaan badannya lengkap berpakaian dan dibaluti tuala."

Tanpa berfikir panjang, kami segera membawa bayi comel yang diselimuti tuala berwarna merah jambu ke balai polis berhampiran untuk membuat laporan sebelum di hantar ke hospital," kata seorang bilal, Muhammad Firdaus Zakaria, 22.

Dalam kejadian kira-kira jam 9 malam kelmarin, jemaah Masjid Al-Sultan Ismail Petra, Kubang Kerian, dekat sini, gempar dengan penemuan seorang bayi lelaki berusia sehari yang masih bertali pusat diletakan di atas bonet sebuah kereta, malam kelmarin.

Kejadian itu disedari pemilik kereta terbabit yang juga seorang doktor warga asing apabila menemui objek dalam keadaan berbungkus dan diletakkan di atas bonet kereta miliknya jenis Nissan Sunny.

Sebaik menghampiri bungkusan berkenaan, doktor yang berkhidmat dengan Hospital Universiti Sains Malaysia (HUSM) mendapati bungkusan itu adalah seorang bayi lelaki yang sedang lena tidur.

-----------------------------------------------------------------------------------------------
Annas dah tak nak ucapkan selamat raya lagi..dah penat beraya..just want to say this..

Ramadhan dah berlalu..Syawal juga akan berakhir beberapa hari lagi..dan kisah begini masih berulang dan berkemungkinan akan terus berulang..iman dah berkurang agaknya bila ramadhan dah pergi!

sumber: mymetro

12 September 2009

inginku promosi [@_@]





sukacita memberi khidmat promosi buat sahabat...

08 September 2009

panduan buat pemalas...


Akhirnya yang kutakutkan terjadi lagi! Selalu begitu, aku was-was dan khawatir saat menjelang Ramadhan dulu. Jangan-jangan semangat ibadah hanya 10 hari pertama ya? Jangan-jangan semangat dhuha, tilawah, tarawih tahajjud, dzikir hanya pas pecan awal saja ya?
Begitulah.
Sedang semangat-semangatnya ibadah, penyakit perempuan datang. 4 hari libur. Ibadah yang meroket seperti jet mendadak melempem. Sholat wajib insyaAlah masih. Tarawih? Harus itu, kan hanya ada di bulan puasa. Shoum juga, kan wajib. Lalu? Inilah yang paling keteter : baca Quran.
Kemana targetku yang waktu itu mencanangkan : minimal sehari 2 juz?
Kemana targetku yang waktu itu mencanangkan : minimal khatam 2 kali?
Aku betul-betul malas baca Quran. Padahal tahu faedah membaca Quran kitab suci yang tiada tandingannya itu. Mungkin karena fisikku lelah, loyo, harus mengurus 4 orang anak yang sedang belajar puasa ditambah aktivitas-aktivitas yang lain ya. Lalu bagaimana?

ADAKAH OBATNYA?
Alhamdulillah, tiada penyakit tanpa obat. Lelah, letih, penat, bosan, malas sekalipun pasti ada obatnya Sekarang aku menemukan obat bagi penyakit malasku membaca Quran :
1. Aku nggak mau munafik : aku ini jelek! Memang apa predikatnya orang yang malas baca Quran? Tiba-tiba aku sadar : aku memang letih, lelah, banyak aktivitas. Kadang semua jadi sekedar alasan untuk tidak berlelah-lelah baca Quran. Tuhan, aku kan da’wah...jadi boleh dong rukhshah gak usah baca Quran banyak-banyak? Tadinya aku berpendapat seperti itu. Toh membaca Quran dengan kewajiban sebagai ibu, lebih mulia menunaikan kewajiban memasak & mengurus anak-anak. Juga tugas da’wah ke masyarakat lainnya. Tapi....Ya Allah, bantu aku untuk mencintai Al Quran, membacanya, memahami dan mengamalkannya. Aku ini jelek Ya Allah....(setelah menyadari bahwa aku ini benar-benar buruk dan nggak cari-cari alasan untuk menghindari baca Quran, rasanya tenang dan fair)

2. Kata suamiku : ibadah harus dipaksa! Paksa aja 1 halaman baca. Sesudah itu pasti ketagihan...Akhirnya kupaksakan diri juga 1 halaman. Masak kalah sama anakku yang sehari 1 juz? Malu ah. Ternyata, hatiku manusia terkadang keras karena ulahnya sendiri. Setelah dipaksa 1 halaman, 2 halaman...dingin. Indah sekali bacaan ini ya?

mÛ ÇÊÈ !$tB $uZø9tRr& y7øn=tã tb#uäöà)ø9$# #s+ô±tFÏ9 ÇËÈ
Thoha. Kami tidak menurunkan Quran ini untuk menyusahkanmu (QS21:1-2)

3. Sempat ikut tarhib ramadhan. Ada games baca Quran. Sang ustadz yang hafidz mengajarkan : kalau baca ta’awudz & basmallah jangan asal baca. Tapi lagukan dengan indah. InsyaAllah bacaan berikutnya akan mengalir dengan indah. Saat malas baca Quran aku coba lantunkan dimana-mana...ta’awudz dan basmallah yang indah...aduh, rasanya rindu untuk memegang Quran dan melafazkan isinya. Sekarang, insyaAllah, dengan membaca taawudz & basmallah yang indah, jadi betah membaca Quran berlama-lama.

4. Aku membaca Quran dengan beragam ’gaya’(tapi tartil ya...) Kadang pakai langgamnya Al Mathrud, kadang pakai langgamnya Hani Rafa’i. 2 langgam ini aku suka sekali dan akibatnya untuk surat-surat tertentu bisa hafal. Simak saja Al Mathrud untuk Al Waqiah & Al Hasyr, bisa menangis & merinding ketika membaca bab surga & neraka. Hani Rafai aku sukai ketika membaca Al Maarij. Kalau gaya suaraku membaca cenderung datar sehingga ketika kau bosan, aku coba mengikuti gaya mereka tilawah. Alhamdulillah..bosanku terusir.


5. Dulu aku melihat halaman...dah halaman berapa sih aku baca? Senang sekali kalau dah halaman 18, 38, 58. Wah, mau dapat satu juz nih! Rasanya lega dah mencapai target. Seakrang aku mencob amenikmati tiap huruf, terutama Ramadhan ini. Satu huruf 10 kebaikan atau lebih...kira-kira aku dapat apa ya? Apa yang akan kudapatkan di kahirat nanti? Alhasil aku nggak lihat-lihat halaman lagi...sampai bosan dan capek mulutku baru berhenti.

6. Pakai taktik. Alhamdulillah...beruntung jadi ibu rumah tangga. Kalau bosan ibadah, aku beres-beres. Tilawah. Rapi-rapi lagi, duduk sebentar, tilawah. Wudhu, sholat dhuha, tilawah. Nunggu anak keluar dari ruang kelas, tilawah. Jadi Quran memang harus dibawa kemana-mana.


7. Terakhir....aku memang harus banyak berdoa. Tak usah mungkir, aku memang banyak kekurangan ibadah. Bertahun belajar agama masih perlu memaksakan diri sekedar untuk membaca Quran. Sealin mencari tips-tips & pengalaman sendiri untuk merajinkan membaca Quran, aku mencari tahu baik di kitab referensi atau internet..apa sih Quran itu?Apa sih guna bacaan Quran? Kadang aku lupa, Quran itu diturunkan sebagai cahaya bagi ummat manusia...saking sibuknya ngurus dunia sampai lupa bahwa hatiku butuh makanan juga.
sumber: catatan hati Ukhti Sinta, IUA Islam Yang Sejuk.

05 September 2009

hikmah yang hilang

PERTAMA
Perjalanan ilmu itu adalah tiga jengkal. Apabila seseorang memasuki jengkal yang pertama, maka dia mudah menyombong diri. Apabila dia memasuki jengkal yang kedua, maka dia mudah merendah diri. Apabila dia memasuki jengkal yang ketiga, maka dia akan menghayati bahawa lautan ilmu ini sesungguhnya tidak bertepi. – Ubahsuai dari pedoman cendekiawan silam
KEDUA
“Berbicaralah dengan benar semampumu karena sesungguhnya pembicaraanmu adalah benda hidup, sedangkan diam itu benda mati. Maka, jika engkau tidak menemukan perkataan yang benar, diammu dari ucapan tidak benar adalah kebenaran.”
KETIGA
“Merendahlah seperti bintang. Nampak bagi setiap yang memandang di atas permukaan air, padahal ia jauh tinggi di awang-awang. Dan jangan seperti asap. Meninggikan dirinya menuju langit, padahal dirinya hina.”
KEEMPAT
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Harta itu berkurangan apabila dibelanjakan tetapi ilmu bertambah jika dibelanjakan.
KELIMA
Kemarahan orang yang berakal dilihat pada tindak tanduknya dan kemarahan yang ada pada orang yang jahil itu dapat dilihat melalui perkataannya.

30 August 2009

Do you know that...

A humming bird weighs less than a penny.

The elephant is the only mammal that can’t jump!

A lion’s roar can be heard up to a mile away!

The giraffe has only seven neckbones!

Right after hatching, young ducklings follow the first thing they see moving. And they keep following it for two weeks!

“Moose” means “eater of twigs” in the Algonquian Indian language!

Pandas eat over 10,000lbs. of bamboo a year!

Baby polar bears weigh only 1 pound at birth!

A giraffe can clean its ears with its 21-inch tongue!

Baby hippos weigh 100 pounds at birth!

A kangaroo can leap higher than any other animal on earth. With a running jump, it can leap over a school bus.

Lions may spend up to 20 hours a day just sleeping!

Long ago, the biggest land animal was part of the rhino family. It was about 18 feet tall and 28 feet long!

Panda teeth are seven times larger than human teeth!

,,,just to

28 August 2009

menjaga lidah

Mengapakah pada saat-saat beribadah kepada Allah, kita sering tidak merasakan kekhusyukan, apalagi sampai dapat menitikkan air mata, sehingga hampir tidak pernah terasakan lagi lezat dan nikmatnya menghadap Allah?

Ternyata semua itu berpangkal dari hati yang kesat dan kotor. Di dalam hati yang demikian memang tak akan pernah bersemayam nuur (cahaya) iman yang sesungguhnya.

Akibat lain dari memiliki hati yang busuk, kusam, kusut, dan kotor adalah tidak akan pernah mampu kita melahirkan kalimat-kalimat lisan yang benar dan bermutu. Tiap-tiap kalimat yang keluar dari lisan, kata Syeikh Ibnu Atha’illah, pastilah membawa corak bentuk hati yang mengeluarkannya. Betapa tidak? Hati itu bisa diibaratkan dengan teko. Teko hanya mengeluarkan isinya. Bila ia berisi air kopi, maka yang keluarpun pastilah air kopi. Demikian pula jika isinya air bening, maka yang keluar pun pastilah air bening,

Lidah memang tak bertulang. Mengeluarkan kata-kata yang bagimanapun dari lisan sungguh termat mudahnya. Akan tetapi, apa dampaknya dan bagaimana akibatnya, itulah yang sering tidak terpikirkan. Sepatah kata yang terucap sama sekali tidak akan membuat tubuh seseorang terluka, namun siapa yang tahu kalau justru hatinya yang tersayat-sayat. Atau sebaliknya, sepatah kata yang terucap, justru malah menjadi penyebab si pengucapnya mendapat celaka ataupun selamat, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak. Rasulullah saw bersabda, “setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (bukan memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma’ruf nahi munkar dan Dzikrullah ‘Azza wa Jalla!” (HR Trimidzi)

Apalagi balasan yang akan menimpa kita di akhirat kelak sebagai akibat terpelihara atau tidaknya lisan. “Barang siapa yang memelihara apa yang ada di antara janggutnya (yakni lisannya) dan apa yang ada di antara kedua pahanya (yakni farjinya) karena aku, “ sabda Rosulullah, “niscaya akan kujamin dia masuk surga” (HR Bukhari). Sesungguhnyalah, “Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji” (HR Tirmidzi).

Dengan demikian, hendaknya kita selalu berhati-hati dengan lisan. Setiap kata yang hendak diucapkan hendaknya terlebih dahulu dipikirkan masak-masak. Sekiranya kata-kata yang akan terucapkan itu tidak ada manfaatnya, sebaiknya kita memilih diam. Rosulullah saw bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia mengucapkan kata-kata yang baik atau diam” (HR Bukhari Muslim)

Hati yang selamat, Subbanallah, siapapun pasti merindukannya. Hati yang selamat tidak ahanya akan menyelamatkannya di dunia, tetapi juga di yaumil hisab nanti. Yakni, “Yauma laa yanfa’u maalun walaa banuun, illaa man atallaaha bi qalbin saliim” (QS Asy Syu’ara [26] : 88-89). Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi bermanfaat, kecuali hati yang selamat!
**Dari Buku Bening Hati KH Abdullah Gymnastiar oleh Basyar Isya


gambar sekadar hiasan

23 August 2009

Ramadhan yang datang


salam ramadhan buat semua umat Islam di serata dunia. semoga kali ini ia dilalui dengan penuh keinsafan dan keberkatan dari Allah.

11 August 2009

Futsal PLPDT


Salam promosi buat mana2 yang telah 'selamat' tersesat di laman xyamani ni (heheh)..


Persatuan Lepasan Pelajar Darul Taqwa (sekolah rendah xyamani nih) diwujudkan pada tahun 1996 (berdasarkan surat jemputan dari sekolah yang masih dalam simpanan)..hasil usaha juga idea para asatizah dan lepasan pelajar yang ada waktu tu, terbentuklah persatuan ni..


Maknanya tahun ni dah 13 tahun la (eh eh..ye ke ni?macam tak caye plak...)emm..boleh buat sambutan ke 15 tahun la lagi 2 tahun, ustaz Presiden!


Buat adik-adik (pasal annas 1st generasi)..bagi la sokongan kepada persatuan kita ni..kat sekolah ni la dulu kita belajar ABC, alif ba ta..belajar lap hingus (??)..


kalau tidak kepada sekolah ini kita berbakti (melalui PLPDT), kalau tidak kepada asatizah itu kita hulurkan tangan ringankan beban, kepada siapa lagi agak2nya?


Di sekolah ni la tempat kita belajar, berlari (kejar van nak balik), dapat kawan (juga hilang kawan)...melalui asatizah itu, kita belajar tentang Allah..tentang Al Quran..tentang bukit bukau sebagai pasak bumi (kelas Ustaz Hazha 1990)...


annas ada banyak dan terlalu banyak kenangan dan pengalaman bersama DT juga PLPDT...kalau nak disenaraikan tentu tak muat kertas..


apa pun, sekali lagi dengan sukacitanya (macam nak umum raya lak!)..annas wakili PLPDT yang dikasihi menjemput semua lepasan untuk sama2 menjayakan program kali ni (annas kirim doa dari jauh..)..as salam

07 August 2009

When u thought i wasn't looking

By a Child

When you thought I wasn't looking, I saw you hang my first painting on the refrigerator, and I immediately wanted to paint another one.

When you thought I wasn't looking I saw you feed a stray cat, and I learned that it was good to be kind to animals.

When you thought I wasn't looking, I saw you make my favorite cake for me and I learned that the little things can be the special things in life.

When you thought I wasn't looking I heard you say a prayer, and I knew there is a God I could always talk to and I learned to trust in Allah.

When you thought I wasn't looking, I saw you make a meal and take it to a friend who was sick, and I learned that we all have to help take care of each other.

When you thought I wasn't looking, I saw you give of your time and money to help people who had nothing and I learned that those who have something should give to those who don't.

When you thought I wasn't looking, I felt you kiss me good night and I felt loved and safe.

When you thought I wasn't looking, I saw you take care of our house and everyone in it and I learned we have to take care of what we are given.

When you thought I wasn't looking, I saw how you handled your responsibilities, even when you didn't feel good and I learned that I would have to be responsible when I grow up.

When you thought I wasn't looking, I saw tears come from your eyes and I learned that sometimes things hurt, but it's all right to cry.

When you thought I wasn't looking, I saw that you cared and I wanted to be everything that I could be.

When you thought I wasn't looking, I learned most of life's lessons that I need to know to be a good and productive person when I grow up.

When you thought I wasn't looking, I looked at you and wanted to say, "Thanks for all the things I saw when you thought I wasn't looking.'"

03 August 2009

han gul

salam.dah lama tak menulis rasa kaku jemari ni...dalam sibuk memerhati dan meneliti keadaan semasa..sudut kesihatan, pendidikan, politik dan sebagainya..bermula dari kecoh di Xin Jiang, Syahidah Marwa bertaut dengan H1N1..terbaru perhimpunan yang 'haram' (menurut kata mereka)...

tapi hari ni cuma nak bicara soal han gul..(kalau tak tau, la ni nak bagitau)..

semalam mencongok depan tv (dah lama tak duk rumah hari minggu)..oleh kerana rumah ni dekat dengan negara jiran sebelah, maka siaran tv negara sendiri agak kurang jelas gambarnya.. walaupun abah Iyas tak berapa suka nengok siaran sana (pasal banyak bahasa cina dan inggeris) tapi annas nengok juga..

selalu kalau hari minggu suka bukak siaran channel Newsasia pasal ada banyak rencana (hari lain pun ada jugak)..cuma hari minggu ada rencana pasal Korea dan Jepun..tak tau la nape dah jatuh minat pada negara2 tu..

balik pada han gul, itu bahasa korea (annas pun dah blaja)..huruf2 korea ni sebenarnya senang nak belajar..in fact annas rasa lebih mudah daripada huruf bahasa rusia (annas pernah blaja gak tapi tak sanggup pasal susah nak ingat!hehe)

di korea ada 1 perayaan "hangul day" namanya..diraikan pada 9 Oktober di Korea Selatan dan pada 15 Januari di Korea Utara. Bukanlah tujuan annas bagitau semua ni untuk agungkan orang lain punya culture atau apa..cuma annas tertarik dengan aktiviti diaorg masa hari tu untuk naikkan martabat bahasa ibunda depa...

antaranya mereka buat pakaian yang menampilkan bahasa hangul..bagi t-shirt yang ada tulisan tu free kat org ramai kemudian wat pertandingan peragakan pakaian tu..masa annas terpandang rencana tu, terbayanglah kat minda ni gambaran t-shirt yang ada tulisan jawi..haha..mesti gempak punya!

selalunya yang kita nampak cuma tulisan abc aje, yang paling muda-mudi suka pakai sekarang pulak yang ada tulis jenama2 dari barat,betul kan?kalau di yaman (dulu la..sekarang dah tak, kot) berusaha nak dapatkan seluar levi strauss la..baju..apa tu?bum?huhu...

mengikut kata pereka fesyen korea yang guna tulisan ni pada pakaian mereka, pakaian sebegini lebih dapat sambutan di barat berbanding di korea sendiri..kita pun apa kurangnya,kan?kalau paper Utusan Melayu tu golongan 'emas' aje yang lebih berminat..itu yang ramai anak muda sekarang tak pandai baca jawi!

oh ho! sebelum annas melatah lebih panjang, better stop here..enjoy the pictures!

ni tulisan hangul..baca dari kiri ke kanan..yang bulat dengan 2 garis atasnya tu huruf yang bunyi 'h'..garis lurus mencacak dgn garis kecik ke kanan tu bunyinya 'a'..yang kat bawah 2 huruf tadi tu bunyinya 'n'..jadi 'han'...



kumpulan huruf2 ke 2 kat sebelah kanan tu pulak ada 3 huruf jugak tu, yang atas garis melengkung tu bunyinya 'g'..garis melintang bawah dia tu 'u'..yang bawah dengan garis lengkung + garis lintang + garis bawah tu bunyinya 'l'..jadi 'gul'..

nape?tak caye??hehe..blaja sendiri la kalau tak caye 'cikgu annas' nih..






ni t-shirt yang ada tulisan hangul...bayangkan tulisan jawi tulis 'hidup Islam!!!' pada baju2 ni..hehe

pakaian tradisi korean people..beautiful?...

31 July 2009

Memasak dan Ibadah

True story Translated By: IslamWay Team

I will not keep it a secret that I am not the one of cooking fans, as I used to consider it as a waste of time and effort. When I got engaged, I discovered that my mother in law is one of those who spend most of their life time at the kitchen, moreover she loves to give variety to new kinds of food from time to time using different kinds of Arabic and western cooking books. This matter – of course – used to make me worry because I thought that my fiancé, after marriage, would compare between my cooking and his mother’s.


So when we have finished with all marriage arrangements and the marriage date was determined, my fiancé noticed that I was delaying the wedding and every time I used to invent a different excuse so finally he came and asked me “you are delaying the marriage for a reason I do not know, what is it?” then I felt the matter is being discovered and I do not have anything to do but saying the truth, so I said “ frankly, I hate kitchen!” then he laughed in astonishment and told me “anyway I like simple kinds of food and also I do not mind if I eat the same kind of each two days ” these words calmed me down and I did not delay the marriage any more, on the contrary after I got married I started feeling responsible for the house and all its matters which include the kitchen!


So I told myself “you have to do your best in the kitchen even if your husband likes simple kinds of food”.At the first day I entered my kitchen for cooking I asked God for help and trust on Him then I pleaded Him that my food would not come to be much less that of my mother in law.


Then I started to cook and during that time I remembered--with God’s help-- some words of one of our sisters who was giving us lessons at the mosque during Ramadan and she said – God Rewards her—“the Arabian woman spends most of her life time at the kitchen, especially in Ramadan, which wastes much of this great month. Ramadan is like a scent flying away easily! So do not miss it in the kitchen and such kind of works, and if though why do not you mention God while at the kitchen?


Has anyone of you tried to cook while she is glorifying Allah?!” I felt I need to do that, not to take the opportunity of Ramadan—because we were in other month which I do not remember now—but for the hope that God Will Make my food tastes good!!


And I decided to start with saying God’s name before each step; starting with turning the fire on , passing through putting butter, then onion and garlic , then tomato and ending with turning the fire off.The second time I asked myself why do not I say Surat Al-Ikhlas (the loyalty), after mentioning God’s name, during each step? I love this Surat very much, it is short and there are a lot of rewards with saying it too!!So I have started doing that with God’s help and then, subsequently, God led me to glorify Him while the food is being cooked and during washing the dishes or cleaning the kitchen.


My husband’s reaction was to praise my food to the extent that he said my food has been better than his mother’s! —And of course I did not believe him then—because I am not the one who would pay much attention for the taste of food as long as it is fitting for eating and the salt is not too much, and I thought him saying that as a compliment, after all I was still new bride and such compliments are very normal.


But I have noticed that he is repeating such words very often and this made me so happy but I never believed him and thought it is just encouraging from him especially when I discovered that he is one of the greatest fans when it comes to well cooked food , moreover he pays much attention to the way each kind of food is cooked, and thus he told me before marriage turned out to be encouragement , nothing more!!!


When I used to invite my mother in law to spend few days with us she used also to praise my food and I thought she was making a compliment as well. I have noticed that she used to spend her time with me at the kitchen while I was pleading her to have rest at the living room however she used to refuse.


Because we were chatting with each other—I did not notice that she was watching my cooking till she asked me once about the method of cooking a certain kind of food and when I mentioned it she was surprised but I did not understand why till she called me once, after months from my marriage, to tell me “I adjure you to tell me the secret of your food taste” so I asked her if she is joking but she swore that she was not!!!


This was a surprise for me and I started thinking deeply to find out the reason but I could not find any but mentioning God’s name and surat Al-Ikhlas and sometimes glorifying God so I told her: “do you want the truth?” she said “sure” then I told her the aforementioned , she was surprised but she seemed as if she did not believe me, I noticed the next time she visited us that she was watching me while cooking to make sure of what I had told her!!


And when she believed she told me that she “is doing the same thing now” and that she started noticing a progress in her food taste too!!!.The funny thing about this matter is that I do not hate cooking or spending time at the kitchen anymore, especially when I play a cassette there; in the kitchen, to listen to Quran and different kinds of religious lessons.


Subsequently the time I am spending at the kitchen has become amusement and I do not feel the pass of time except after finishing with everything.Not only that but also—with God’s help—I am not confined to cook just the ordinary dishes but also baking foods like cake, pizza, and sometimes making jars and pickles to the extent that my friends and relatives did not believe that when they knew!!!Glory to Allah that mentioning Him has secrets we do not know, but such ignorance dose not prevent us the amazement of such secrets. So Glory to you God how great you are!!!!


Source: Saaid.net

26 July 2009

Muslim Women In Japan

"Aysha" Abid Choudry - her given name is Harumi - adopted her Muslim name and faith four years ago, at the age of 26, to marry a Pakistani. Two years later, like many Japanese women married to Muslim men in Japan, she remained reluctant to abide by Islamic laws.
Then one day about two years ago, she decided to act on her own intuition that Islam meant having a personal relationship with Allah. She got on her knees to pray for the first time. Her husband, a devout Muslim who had never asked her to adopt Islam but had prayed silently on her behalf for years, cried openly at the sight.
Once distant and unknown in Japan, Islam has found converts among young Japanese women. Many are married to men who come to Japan to find work from countries with Islamic traditions such as Iran, Bangladesh, Pakistan and Malaysia.

Islamic law mandates that those who intend to marry Muslims must convert, at least in name, to the Islamic faith, according to R. Siddiqi, director of the Islamic Center, Japan (Zawaj.com Editor's Note: since very few Japanese are "People of the Book" - Christian or Jewish - a Japanese woman would have to convert to Islam to become an eligible bride for a Muslim).
A hub of Islamic activity in Tokyo, the Islamic Center in Setagay-ku registered over 80 new members this year, the majority Japanese women.
Although some women converted with no thought of marriage, many more converted to Islam to marry Muslims; the center reports a record number of 40 marriages between foreign Muslims and Japanese women converts this year(1992).
"Women are attracted to Islam because they want freedom. Islam gives them independence because they do not have to be a slave of any man. Islam is against moral aggression against women. The chastity and honor of women are protected. No illicit relations are allowed. All these things attract women," said Siddiqi.

Islamic law also provides that men may have more than one wife. "This cannot seem to leave Japanese heads," said Siddiqi. "We explain one thousand times that marrying four times is permissible only in certain unavoidable circumstances such as impotency, infertility and so forth. As a result there is no prostitution in Islam. If you need another women, then marry her, take care of her children."
Asked why a woman can't have more than one husband, Siddiqi explained, "Because she can't decide on whose child it is. It is confusing for her." (Japanese law uses the same logic, forbidding women to remarry within six months of divorce.)
Japanese women who marry men from Islamic countries often face ostracism from their families and alienation from friends; living by Islamic laws requires major changes in nearly every every aspect of their lives.
The Muslim's daily ritual of prayer (salat) facing Mecca, before sunrise, at noon, mid-afternoon, after sunset, and before sleep, for example, is a major hurdle for anyone who wants to hold onto a steady job. One resourceful young woman who works for a major electronics company in Tokyo manages to pray in the company changing room.
The new Muslim must also make major changes in her diet. Muslims who strictly follow the Qur'an may not consume pork, alcoholic beverages and animal products that have not been blessed.
Juices and tsukemono may contain preservatives with low levels of alcohol; chocolate, ice cream, cakes and other processed desserts may contain animal fats, and gelatins may be made from animal bones.
Although blessed (halal) products have become increasingly available from shops that specialize in halal or imported products, many basic products sold in supermarkets are off limits to the Muslim.
"At first it was hard to know what foods were permitted, so a group of us got together and called the soy sauce, juice and pastry manufacturers to find out exactly which products were alright and which were not. We made a big checklist and that information had spread by word of mouth," Aysha said.
Another woman married to a Pakistani says, "It's not a problem. There's a store selling halal food that we order from in Saitama and we eat fish. As for cakes and juices, I usually make my own."
The most obvious symbol of the Muslim woman is the veil (hijab) that covers her head, and the long sleeves, and pants that cover her limbs. Countries have variations on this; Saudi women cover the nose and mouth as well, while Malaysian Muslims [women] wear short scarves over their heads.
An energetic face framed within her black hijab, Aysha says, "I wasn't born a Muslim, so I'm strict (about Islam). Before I became a Muslim, I was the secretary to a company president so I drank alcohol, played, wore miniskirts, everything. After I became a Muslim, everything changed. I threw away or gave away five bags of clothing. To become a good Muslim takes time, though."

Although strict Islamic life may not be incongrous with lifestyles with lifestyles in Saudi Arabia or Iran, in Japan, Islam means accepting a life radically different from the ordinary Japanese. Perhaps, for some, herein lies the appeal.
"Before I became a Muslim I didn't know what I was put here on earth for. I though that the purpose of working was to make other people think highly of me. I beleived that a person's worth was based on what university he went to and how much money he made. Now I know that work is to nourish my body and I am here to live each day to praise Allah," said a woman in her 20's married to a Pakistani truck driver.
Others, like Noureen, a 30-year-old teacher of nursing at a women's university in Saitama, had tried other religions, including Christianity, which she found unsatisfying before finding Islam.

She met her husband, a 29-year-old Pakistani factory worker, while attending study sessions at the Islamic Center (their trip home took them in the same direction) and officially became a Muslim before their marriage four years ago.
She and her husband agree that Islam comes first and work comes second, When the nurse's uniform and the hospital environment interfered with the practice of Islam, "My husband told me that I should change jobs if I couldn't be a good Muslim at my own pace."
Many more Muslims in Japan, however, find that they need to compromise their religion to the realities of life in Japan. A 28-year old editor at a small publishing compnay admits that she doesn't wear a veil except when she meets with other Muslim women, and that her Ramadan [Islamic month of fasting] fasts were broken when colleagues urger her to partake of a birthday cake.
Also, for many Muslims in Japan who open Indian restaurants, serving alcohol is a painful dilemma. Although prohibited by the Qur'an, it is all but impossible to run a restaurant in Japan without it.
While adult Muslims may somehow overcome the difficulties of living under Islamic law in Japan, for children it is virtually impossible. [I beg to differ - see below.]
Noureen hasn't seen their 2-year-old son for six months since they sent him to Pakistan to live with his grandparents to receive a true Islamic upbringing.[An Iraqi friend's cousin in married to a Japanese man and as far as I know their shogakko-age (elementary school) children stay with them in Japan.]
She tried sending him to a nursery for a year in Japan and asked the staff not to feed him. Still she worried that he might be taking food from other children. "When he gets older, we would have to worry about him attending birthday and Christams parties and it would be sad for him and hard for him to make friends.
At present there are no Islamic schools in Japan. Noureen says, "The problem is not just food, it's the concept: In Japan people think their body is their own, and that a child should stay up all night studying and only think about exams.
"But we believe that one's body belongs to God and should be treated with respect."

#From the Japan Times, Thursday, November 19, 1992

thinking something..emm

An old Arabian man who lives in central USA wants to dig around the earth so he can plant tomatoes. However, he is too old to do so, so he e-mails his son, who studies in Paris.

Dear Son,

Ah, I wanted to plant Tomatoes in my garden today, but I am too old and weak to dig around the ground. If only you were here, I would be certain you would help me.

Allah be with you,

Your father.


A few hours later, he gets an e-mail back:

Dear father,

Please do not dig around the ground in the garden. It's where I hid...The THING!".

Allah be with you,

Your dearest son.


Only 15 minutes after the man had recieved his e-mail, the cops, the FBI and the CIA came knocking at his door and started to dig around his garden. When they didn't find anything, they left disappointed.

One hour later, the father recieves another mail:

Dear father,

I would assume your garden has been dug around by now. It was my honor to help you.

Allah be with you,

Your dearest son.



Surrounded by Muslims


Two business men seated on an airplane noticed a Muslim man sitting in front of them, one of the men says to the other with a wink, "I was going to go to Africa until I found out that half the country is Muslim so I don't want to go there".


The other man says, "We'll how about Saudi Arabia then?"


The first man says "No way, that place is loaded with those Muslims too."


The other man suggests a trip to the US but his companion says "The Muslims have spread out over the whole country every time I turn around there I bump into one."


The men are watching the Muslim, and can see that the Muslim man is fidgeting and getting kind of agitated about their conversation.



The fellow who started the teasing decides to really get him mad and says "I really wanted to go to Pakistan but that place is crawling with Muslims"


At this the Muslim man has had it and finally turns around in his seat and sweetly says to the men, "Why don't you both go to hell? There's hardly any Muslims there!"

A man is taking a walk in Central park in New York. Suddenly he sees a little girl being attacked by a pit bull dog . He runs over and starts fighting with the dog. He succeeds in killing the dog and saving the girl's life.

A policeman who was watching the scene walks over and says: "You are a hero, tomorrow you can read it in all the newspapers: "Brave New Yorker saves the life of little girl"

The man says: - "But I am not a New Yorker!" "Oh ,then it will say in newspapers in the morning: 'Brave American saves life of little girl'" – the policeman answers.

"But I am not an American!" – says the man. "Oh, what are you then? "

The man says: - "I am a Saudi !"

The next day the newspapers says: "Islamic extremist kills innocent American dog.