12 September 2009

inginku promosi [@_@]





sukacita memberi khidmat promosi buat sahabat...

08 September 2009

panduan buat pemalas...


Akhirnya yang kutakutkan terjadi lagi! Selalu begitu, aku was-was dan khawatir saat menjelang Ramadhan dulu. Jangan-jangan semangat ibadah hanya 10 hari pertama ya? Jangan-jangan semangat dhuha, tilawah, tarawih tahajjud, dzikir hanya pas pecan awal saja ya?
Begitulah.
Sedang semangat-semangatnya ibadah, penyakit perempuan datang. 4 hari libur. Ibadah yang meroket seperti jet mendadak melempem. Sholat wajib insyaAlah masih. Tarawih? Harus itu, kan hanya ada di bulan puasa. Shoum juga, kan wajib. Lalu? Inilah yang paling keteter : baca Quran.
Kemana targetku yang waktu itu mencanangkan : minimal sehari 2 juz?
Kemana targetku yang waktu itu mencanangkan : minimal khatam 2 kali?
Aku betul-betul malas baca Quran. Padahal tahu faedah membaca Quran kitab suci yang tiada tandingannya itu. Mungkin karena fisikku lelah, loyo, harus mengurus 4 orang anak yang sedang belajar puasa ditambah aktivitas-aktivitas yang lain ya. Lalu bagaimana?

ADAKAH OBATNYA?
Alhamdulillah, tiada penyakit tanpa obat. Lelah, letih, penat, bosan, malas sekalipun pasti ada obatnya Sekarang aku menemukan obat bagi penyakit malasku membaca Quran :
1. Aku nggak mau munafik : aku ini jelek! Memang apa predikatnya orang yang malas baca Quran? Tiba-tiba aku sadar : aku memang letih, lelah, banyak aktivitas. Kadang semua jadi sekedar alasan untuk tidak berlelah-lelah baca Quran. Tuhan, aku kan da’wah...jadi boleh dong rukhshah gak usah baca Quran banyak-banyak? Tadinya aku berpendapat seperti itu. Toh membaca Quran dengan kewajiban sebagai ibu, lebih mulia menunaikan kewajiban memasak & mengurus anak-anak. Juga tugas da’wah ke masyarakat lainnya. Tapi....Ya Allah, bantu aku untuk mencintai Al Quran, membacanya, memahami dan mengamalkannya. Aku ini jelek Ya Allah....(setelah menyadari bahwa aku ini benar-benar buruk dan nggak cari-cari alasan untuk menghindari baca Quran, rasanya tenang dan fair)

2. Kata suamiku : ibadah harus dipaksa! Paksa aja 1 halaman baca. Sesudah itu pasti ketagihan...Akhirnya kupaksakan diri juga 1 halaman. Masak kalah sama anakku yang sehari 1 juz? Malu ah. Ternyata, hatiku manusia terkadang keras karena ulahnya sendiri. Setelah dipaksa 1 halaman, 2 halaman...dingin. Indah sekali bacaan ini ya?

mÛ ÇÊÈ !$tB $uZø9tRr& y7øn=tã tb#uäöà)ø9$# #s+ô±tFÏ9 ÇËÈ
Thoha. Kami tidak menurunkan Quran ini untuk menyusahkanmu (QS21:1-2)

3. Sempat ikut tarhib ramadhan. Ada games baca Quran. Sang ustadz yang hafidz mengajarkan : kalau baca ta’awudz & basmallah jangan asal baca. Tapi lagukan dengan indah. InsyaAllah bacaan berikutnya akan mengalir dengan indah. Saat malas baca Quran aku coba lantunkan dimana-mana...ta’awudz dan basmallah yang indah...aduh, rasanya rindu untuk memegang Quran dan melafazkan isinya. Sekarang, insyaAllah, dengan membaca taawudz & basmallah yang indah, jadi betah membaca Quran berlama-lama.

4. Aku membaca Quran dengan beragam ’gaya’(tapi tartil ya...) Kadang pakai langgamnya Al Mathrud, kadang pakai langgamnya Hani Rafa’i. 2 langgam ini aku suka sekali dan akibatnya untuk surat-surat tertentu bisa hafal. Simak saja Al Mathrud untuk Al Waqiah & Al Hasyr, bisa menangis & merinding ketika membaca bab surga & neraka. Hani Rafai aku sukai ketika membaca Al Maarij. Kalau gaya suaraku membaca cenderung datar sehingga ketika kau bosan, aku coba mengikuti gaya mereka tilawah. Alhamdulillah..bosanku terusir.


5. Dulu aku melihat halaman...dah halaman berapa sih aku baca? Senang sekali kalau dah halaman 18, 38, 58. Wah, mau dapat satu juz nih! Rasanya lega dah mencapai target. Seakrang aku mencob amenikmati tiap huruf, terutama Ramadhan ini. Satu huruf 10 kebaikan atau lebih...kira-kira aku dapat apa ya? Apa yang akan kudapatkan di kahirat nanti? Alhasil aku nggak lihat-lihat halaman lagi...sampai bosan dan capek mulutku baru berhenti.

6. Pakai taktik. Alhamdulillah...beruntung jadi ibu rumah tangga. Kalau bosan ibadah, aku beres-beres. Tilawah. Rapi-rapi lagi, duduk sebentar, tilawah. Wudhu, sholat dhuha, tilawah. Nunggu anak keluar dari ruang kelas, tilawah. Jadi Quran memang harus dibawa kemana-mana.


7. Terakhir....aku memang harus banyak berdoa. Tak usah mungkir, aku memang banyak kekurangan ibadah. Bertahun belajar agama masih perlu memaksakan diri sekedar untuk membaca Quran. Sealin mencari tips-tips & pengalaman sendiri untuk merajinkan membaca Quran, aku mencari tahu baik di kitab referensi atau internet..apa sih Quran itu?Apa sih guna bacaan Quran? Kadang aku lupa, Quran itu diturunkan sebagai cahaya bagi ummat manusia...saking sibuknya ngurus dunia sampai lupa bahwa hatiku butuh makanan juga.
sumber: catatan hati Ukhti Sinta, IUA Islam Yang Sejuk.

05 September 2009

hikmah yang hilang

PERTAMA
Perjalanan ilmu itu adalah tiga jengkal. Apabila seseorang memasuki jengkal yang pertama, maka dia mudah menyombong diri. Apabila dia memasuki jengkal yang kedua, maka dia mudah merendah diri. Apabila dia memasuki jengkal yang ketiga, maka dia akan menghayati bahawa lautan ilmu ini sesungguhnya tidak bertepi. – Ubahsuai dari pedoman cendekiawan silam
KEDUA
“Berbicaralah dengan benar semampumu karena sesungguhnya pembicaraanmu adalah benda hidup, sedangkan diam itu benda mati. Maka, jika engkau tidak menemukan perkataan yang benar, diammu dari ucapan tidak benar adalah kebenaran.”
KETIGA
“Merendahlah seperti bintang. Nampak bagi setiap yang memandang di atas permukaan air, padahal ia jauh tinggi di awang-awang. Dan jangan seperti asap. Meninggikan dirinya menuju langit, padahal dirinya hina.”
KEEMPAT
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Harta itu berkurangan apabila dibelanjakan tetapi ilmu bertambah jika dibelanjakan.
KELIMA
Kemarahan orang yang berakal dilihat pada tindak tanduknya dan kemarahan yang ada pada orang yang jahil itu dapat dilihat melalui perkataannya.